29/12/2024
SNOT
salah satu penyakit yang sering muncul di musim hujan.
Curah hujan tinggi, suhu lebih rendah dan kelembapan tinggi merupakan karakteristik umum musim hujan. Ketiganya akan mempengaruhi beberapa komponen peternakan seperti air minum, pakan, kandang, dan bibit penyakit.
Dari sekian banyak penyakit yang menyerang di musim hujan, masih tetap didominasi oleh penyakit pernapasan. Penyakit pernapasan ini dipicu kondisi lingkungan yang lebih lembap, maka level amonia akan meningkat sehingga dapat mengiritasi saluran pernapasan dan akibatnya penyakit pun mudah masuk, sebagai contoh penyakit snot atau coryza . Perlu adanya antisipasi terhadap cuaca di Indonesia yang tidak menentu saat ini karena bisa menjadi tantangan tersendiri bagi peternak.
Coryza atau snot disebabkan oleh bakteri Avibacterium paragallinarum, dengan lokasi predileksi utamanya di sinus infraorbitalis. Telah lama Medion melakukan penelitian dan pemetaan bahwa Av. paragallinarum diidentifikasi di Indonesia terdiri dari 4 serovar bakteri, yaitu serovar A, B, C dan non ABC.
Coryza menyerang ayam melalui media pakan, air minum, dan udara yang terkontaminasi agen penyakit, atau kontak langsung dengan ayam yang lebih dahulu terserang coryza. Bakteri Av. paragallinarum yang masuk melalui mulut atau hidung, kemudian akan masuk dan memperbanyak diri di sinus hidung (sinus infraorbitalis) dengan masa inkubasi antara 1-3 hari yang selanjutnya diikuti dengan munculnya gejala klinis yang cepat. Akan tetapi ketika menyerang, lamanya outbreak coryza bisa berlangsung selama 4-12 minggu (pada ayam petelur) atau 6-14 hari (pada ayam pedaging) tergantung dari tingkat keganasan penyakit, jumlah bakteri dalam tubuh ayam atau lingkungan kandang, dan ada tidaknya infeksi sekunder.
Gejala klinis dari penyakit ini antara lain, ayam sulit bernapas, keluarnya lendir atau kotoran dari hidung yang mula-mula berwarna kuning dan encer, tetapi lambat laun berubah menjadi kental dan bernanah serta berbau menyengat seperti telur busuk dan amis. Sinus infraorbitalis membengkak, kelopak mata mengalami konjungtivitis (peradangan), keluar air mata hingga mata tertutup
Pengobatan
untuk ayam yang kondisi serangannya berat, yaitu muka terlihat bengkak gunakan antibiotik injeksi seperti Gentamin, Vet Strep atau Medoxy-LA. Ayam dengan muka bengkak, konsumsi air minumnya menurun drastis sehingga pemberian obat melalui air minum kurang memberikan hasil yang memuaskan.
Terapi supportif
Berikan multivitamin, seperti Injeksi Vitamin B Kompleks atau Fortevit untuk membantu mengembalikan stamina, memperbaiki membran sinus hidung yang mengalami peradangan, dan merangsang nafsu makan ayam. Ketika ayam terserang coryza, nafsu makannya ikut menurun sehingga menyebabkan produktivitas terganggu.
Perbaikan manajemen pemeliharaan
Sesuaikan struktur kandang dengan kondisi lingkungan. Periksa kembali kelancaran sirkulasi udara dan pengaturan buka tutup tirai lebih rutin dilakukan. Jika litter basah dan lembap bisa menambahkan litter yang baru dan kering.
Sanitasi untuk mengurangi sumber penularan penyakit
Untuk mencegah penularan yang lebih luas, lakukan sanitasi air minum tiap 3-4 hari sekali dan semprot kandang setiap hari dengan desinfektan golongan QUATS (Medisep/Zaldes) agar populasi agen penyebab coryza berkurang. Perlu diketahui bahwa kontaminasi air, pakan, kandang, dan peralatan oleh leleran cairan hidung ayam penderita coryza sangat potensial menjadi sumber penular penyakit.
Menurut prof. Antimon dalam panduanya bisa juga pecegahan dan penanganan dengan
Lakukan Penyemprotan kandang secara rutin
Caranya
*Hydra Essent Oil / GPU sebanyak 30 ml
*Sabun Pencuci piring (Misalnya Mama lemon) 5 ml
*Kocok dengan 250 ml air sampai merata
*Tambahkan Povidon Iodine 10% sebanyak 150 ml
*Masukkan dalam tangki sempot (ukuran 15 liter) dan diisi
air sampai penuh
*Semprotkan pada muka ayam
*Lakukan Penyemprotan ini seminggu minimal 2 kali,
* pada saat ayam ngorok (cekrek) penyemprotan dapat dilakukan secara berturut-turut setiap hari sampai sembuh.