06/12/2025
DOG Lovers Indonesia
Pelukan Terakhir Merah Putih untuk Pahlawan K-9 yang Gugur di Agam
Beberapa pekan terakhir, Sumatera diselimuti duka mendalam. Banjir bandang dan longsor menerjang Agam dan wilayah sekitarnya, merenggut banyak nyawa dan menghancurkan harapan. Di balik kengerian itu, di tengah puing dan lumpur yang mengeras, tersimpan sebuah kisah pengorbanan yang mungkin tak terucapkan, namun terasa menyentuh hingga ke relung jiwa.
Kisah ini adalah tentang Reno.
Reno bukanlah manusia, ia adalah seekor anjing K-9 dari Unit Polsatwa Ditsamapta Polda Riau, berjenis Belgian Malinois ras anjing pekerja yang dikenal akan kecerdasan, kekuatan, dan dedikasinya yang tak tertandingi. Selama 8 tahun 4 bulan usianya, Reno telah menjadi salah satu aset terbaik kepolisian, bahu-membahu dalam berbagai operasi.
Namun, pengabdian terakhirnya di medan bencana Agam, Sumatera Barat, menjadi pelayaran terakhirnya.
Sejak diterjunkan ke lokasi bencana, Reno tak mengenal lelah. Hidungnya yang tajam menembus bau anyir lumpur dan reruntuhan, mencari satu per satu tanda kehidupan di bawah timbunan tanah. Ia adalah mata dan harapan bagi keluarga korban yang cemas menunggu kabar.
Namun, tugas kemanusiaan ini menuntut harga yang sangat mahal. Pada Minggu siang, 30 November 2025, Reno yang selama ini dikenal penuh energi, tiba-tiba terlihat lemas. Ia tumbang.
Kombes Syahrial M Said, Direktur Samapta Polda Riau, mengonfirmasi kabar pilu ini. "Reno tiba-tiba lemas dan kemudian tumbang di lokasi," ujarnya. Personel K-9 segera mengevakuasi sang rekan ke klinik hewan terdekat. Namun, takdir berkata lain. Reno dinyatakan gugur saat dalam penanganan medis.
Ia pergi, tepat di tengah misi mulia yang telah menjadi darah dagingnya: misi kemanusiaan.
Kematian Reno bukan sekadar kehilangan seekor anjing pelacak, ini adalah gugurnya seorang anggota tim. Kesedihan mendalam terasa di antara para aparat kepolisian, yang selama ini bekerja bersama Reno, merawat, dan menyayanginya.
Momen penguburan Reno menjadi pemandangan yang mengharukan, diabadikan melalui akun Instagram resmi .
Sebuah upacara kedinasanpun digelar.
Jasad Reno yang kaku dibungkus. Bukan dengan kain biasa, melainkan dengan Bendera Merah Putih, simbol tertinggi kehormatan dan pengorbanan. Ini adalah penghormatan yang layak bagi mereka yang mendedikasikan hidupnya untuk bangsa.
Setelah digendong dan dikuburkan dengan layak, para anggota kepolisian berdiri tegak, memberikan hormat terakhir di depan pusara sang kawan. Taburan bunga menghiasi gundukan tanah baru itu, menandai akhir dari sebuah pengabdian tulus.
"Ia gugur dalam tugas mulia, yaitu misi kemanusiaan membantu korban bencana alam. Ini adalah pengabdian dan pengorbanan yang sangat besar," kata Kombes Syahrial, suaranya dipenuhi haru.
Pengorbanan Reno kini menjadi teladan. Ia mengajarkan kita arti dedikasi tanpa pamrih. Ia mengajarkan bahwa dalam tugas kemanusiaan, tidak ada batasan ras, jenis, apalagi spesies dan menjadi pengingat bahwa ketulusan tidak perlu dipamerkan. Dan semoga kita semua, terutama para pemegang kuasa, lebih memilih menjadi penolong yang sungguh-sungguh, bukan sekadar pemeran dalam adegan penderitaan orang lain
Selamat jalan, Reno. Pengorbananmu di Agam, di tengah hujan dan lumpur, akan selalu dikenang sebagai wujud nyata dari patriotisme diam kesetiaan seekor anjing yang melampaui tugas, demi kemanusiaan.
---
Andrian
4 Desember 2025
13 Jumadil Akhir 1447H
