Peternak Inovatif

Peternak Inovatif peternak ayam rumahan ternak ayam
(4)

Petani Kemangi yang Sukses Beromset 43 Juta Per BulanSiti Nurhayati, seorang perempuan asal Brebes, berhasil membuktikan...
26/07/2025

Petani Kemangi yang Sukses Beromset 43 Juta Per Bulan

Siti Nurhayati, seorang perempuan asal Brebes, berhasil membuktikan bahwa tanaman sederhana seperti kemangi bisa menjadi sumber penghasilan yang luar biasa. Dengan kerja keras, kreativitas, dan pengelolaan keuangan yang baik, Bu Siti kini menghasilkan omset hingga 43 juta rupiah setiap bulannya.

Awal Perjalanan

Kisah Bu Siti dimulai dari lahan kecil di samping rumahnya, hanya seluas 200 meter persegi. Ia memulai budidaya kemangi dengan modal minim dan fokus pada teknik penanaman yang efisien. Hasil panen awalnya digunakan untuk memenuhi kebutuhan warung pecel lele di sekitar Brebes, yang ternyata memiliki permintaan sangat tinggi terhadap kemangi segar.

Melihat peluang besar ini, Bu Siti memutuskan untuk menginvestasikan sebagian keuntungannya untuk menyewa lahan tambahan. Ia menyewa sebidang tanah seluas 1.000 meter persegi yang berlokasi strategis dekat sumber air, sehingga dapat meningkatkan produksi kemanginya secara signifikan.

Strategi Produksi yang Efektif

Bu Siti menerapkan beberapa langkah penting agar produksi kemanginya tetap maksimal meskipun awalnya menggunakan lahan kecil:

1. Sistem Penanaman Berkelanjutan: Ia menanam kemangi secara bergiliran, sehingga bisa panen setiap minggu tanpa harus menunggu seluruh lahan siap.

2. Pemanfaatan Pupuk Organik: Dengan menggunakan pupuk organik yang dibuat sendiri dari limbah rumah tangga dan kotoran hewan, Bu Siti mampu menekan biaya operasional.

3. Pengairan Drip System: Untuk menghemat air, ia menggunakan teknik irigasi tetes yang memberikan kelembapan optimal pada tanaman.

Dari hasil panen yang melimpah, Bu Siti mampu menjual hingga 1,23 ton kemangi setiap bulan ke warung pecel lele, pasar tradisional, dan restoran di daerah Tegal dan Semarang. Dengan harga rata-rata Rp35.000 per kilogram, pendapatannya pun terus meningkat.

Mengembangkan Usaha

Setelah berhasil meningkatkan produksi, Bu Siti tidak hanya menyewa lahan tambahan, tetapi juga mulai membeli lahan pertanian kecil. Ia menggunakan sebagian dari keuntungannya untuk memperluas usaha sekaligus meningkatkan kualitas hidup keluarganya.

Selain itu, Bu Siti juga memberdayakan para tetangganya untuk ikut menanam kemangi di pekarangan mereka. Ia kemudian membeli hasil panen mereka untuk dijual kembali, menciptakan ekosistem bisnis yang saling menguntungkan.

Tips Merawat Kemangi Berkualitas

Bu Siti dengan senang hati membagikan tips kepada siapa saja yang tertarik membudidayakan kemangi:

1. Pemilihan Benih Berkualitas: Pilih benih unggul untuk memastikan tanaman tumbuh dengan baik dan produktif.

2. Pengelolaan Tanah: Pastikan tanah gembur dan kaya nutrisi dengan menambahkan kompos atau pupuk kandang.

3. Pencahayaan yang Optimal: Kemangi membutuhkan sinar matahari langsung selama setidaknya 4-6 jam per hari.

4. Pemangkasan Rutin: Pangkas daun tua dan bunga agar tanaman tetap subur dan terus memproduksi daun baru.

5. Pengendalian Hama Alami: Gunakan larutan bawang putih atau daun nimba untuk mengusir hama tanpa merusak tanaman.

Inspirasi untuk Orang Lain

Bu Siti percaya bahwa budidaya kemangi adalah peluang besar yang bisa dilakukan siapa saja, bahkan dengan lahan terbatas. "Kuncinya adalah memulai, mempelajari teknik yang benar, dan tidak mudah menyerah," ujarnya.

Kisah Bu Siti Nurhayati menjadi bukti nyata bahwa dengan pengelolaan yang baik, tanaman sederhana seperti kemangi bisa memberikan penghasilan luar biasa. Jadi, apakah Anda tertarik untuk mengikuti jejak sukses Bu Siti?

Dulu Aktor Kelas Papan Atas, Kini Ken Ken 'Wiro Sableng' Habiskan Masa Tua Sebagai PetaniSekarang Herning Sukendro alias...
24/07/2025

Dulu Aktor Kelas Papan Atas, Kini Ken Ken 'Wiro Sableng' Habiskan Masa Tua Sebagai Petani

Sekarang Herning Sukendro alias Ken Ken begitu menikmati kehidupannya sebagai seorang petani. Ya, setelah sempat meraih kejayaan sebagai selebriti melalui perannya sebagai Pendekar Kapak Maut Naga Geni 212 di sinetron 'Wiro Sableng', ia kini memilih menjauhi hiruk pikuk kota dan menggantungkan hidupnya pada bertani.

Dalam penampilan yang sederhana layaknya seorang petani, wajah Ken Ken tampak semringah kala ia menerima kedatangan kumparan di kediamannya di Cimande, Caringin, Bogor, baru-baru ini. Sambil mengajak kami berjalan-jalan di kebun, ia berbagi kisah mengenai kehidupan terkininya.
"Saya s**a di pertanian. Badan saya gemuk sekarang. Saya senang," ucap Ken Ken diselingi tawa kecil.

Bermula kala menyadari aset yang tersisa dan dapat dimanfaatkannya hanya lahan, Ken Ken kemudian mulai belajar mengenai ilmu pertanian. Ia yakin, bidang tersebut cukup menjanjikan jika dikelola dengan baik di negara agraris ini.

Sebenarnya ketertarikan ken ken terhadap pertanian telah ada sejak ia masih aktif berlaga di layar kaca sebagai Wiro Sableng. Di sela syuting, tak jarang ia memperhatikan kehidupan penduduk desa di sekitar lokasi syuting dan sedikit demi sedikit berbincang-bincang dengan mereka.
"Di pertanian itu yang terpenting adalah senang dulu, enggak ujug-ujug langsung bertani," ujarnya.

Lelaki kelahiran 1957 itu kemudian mengaku lebih dahulu belajar banyak hal mengenai pertanian sebelum benar-benar menjalani pekerjaan barunya tersebut. Hanya saja, lantaran merasa tak cukup, Ken Ken memutuskan untuk terjun langsung menjadi petani.

"Saya belajar bertani dari nol banget. Awalnya baca buku. Enggak ngerti, akhirnya terjun ke pertanian yang belum pernah saya lakukan ketika masih hidup glamor. Awalnya, sih, repot. Aneh saja memang awalnya. Tapi, lama-lama terbiasa berteman sama petani sampai saya punya pegawai.

Ada dua lahan yang digunakan Ken Ken untuk menjalankan aktivitas bertaninya. Satu di Cianjur, seluas 6 hektar. Sementara itu, satu lainnya terletak di Cimande dan mempunyai luas 5,8 hektar. Keduanya merupakan gabungan lahan milik Ken dan anggota keluarganya.

Ken Ken bersama keluarga memilih membudidayakan tanaman Korea di lahan yang terletak di Cianjur. Pada 2004, ia mulai dengan menanam melon Korea. Setelah berhasil, barulah kemudian lelaki kelahiran 1957 itu menjajal tanaman Korea lainnya, seperti kuari gochu, daikon, alkali, nasubi, hingga hobak.

"Dilihat dari harga, karena ini tanaman yang eksklusif dan enggak biasa ditanam di Indonesia, harganya cukup bagus. Harganya juga tetap, enggak akan turun," ujar Ken Ken mengenai alasannya memilih membudidayakan tanaman Korea.

Untuk mengelola lahan keluarganya, Ken Ken tak lagi hanya bekerja bersama adik-adiknya. Ia telah mempekerjakan 14 orang, terlebih mengingat panen dilakukan setiap hari untuk tanaman yang berbeda.

Dulu, hasil pertanian tersebut dikirim ke Jakarta. Namun, kini Ken Ken dan keluarganya hanya menyediakan hasil panen untuk diambil sendiri oleh pihak supplier.

Dalam satu hari, keuntungan yang didapatkan tak menentu, berkisar Rp 700 ribu hingga Rp 5 juta. Hasil itu kemudian dibagi, sekitar Rp 2,5 juta per minggu untuk pegawai, dan sisanya untuk Ken Ken beserta keluarga.

Sementara itu, Ken Ken membudidayakan tanaman rempah kap**aga jawa atau kapol dan pepohonan jabon di lahan yang terdapat di Cimande. Terdapat sekitar lima ribu pohon jabon di sana yang kayunya akan dijual nantinya

Meski telah merasa bahagia dengan hidup sebagai petani di desa, Ken Ken mengaku belum puas. Ternyata masih ada keinginan dalam dirinya untuk kembali berkarya di dunia akting.

"Saya tidak akan puas. Saya mau berkarya terus karena saya dilahirkan sebagai entertainer. Saya sangat rindu. Saya ingin menghibur mereka yang melalui media sosial sering meminta saya kembali berakting," tandasnya sembari tersenyum.

Kisah inspiratif dibagikan oleh Anggi, seorang gadis asal Krajan, Banyuwangi, Jawa Timur.Dirinya sukses menjadi petani b...
24/07/2025

Kisah inspiratif dibagikan oleh Anggi, seorang gadis asal Krajan, Banyuwangi, Jawa Timur.

Dirinya sukses menjadi petani budidaya jamur tiram berawal dari modal yang ia kumpulkan dari bekerja di Indomaret.

Berasal dari latar belakang keluarga petani, ia terbesit gagasan untuk memiliki bisnis pertanian namun yang tidak panas dan bisa panen setiap hari.
Budidaya jamur tiram telah ia rintis sejak SMA namun terpaksa berhenti karena tidak menemukan target pasar.

Usai gagal melanjutkan usahanya, ia bekerja di berbagai tempat, mulai dari toko cat, menjadi debt collector (penagihan) di koperasi, hingga bekerja di Indomaret.

Gajinya ia sisihkan untuk mulai membangun bisnisnya yang sempat gagal sambil berkeliling mencari ilmu dari para petani jamur tiram.
Ia lakoni pekerjaan itu pagi-sore, malamnya ia gunakan untuk menyiapkan kebutuhan budidaya.

Di waktu yang sama, Anggi juga menempuh kuliah di UT (Universitas Terbuka) jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD).

Keputusannya untuk membangun budidaya jamur tiram ini sempat bertentangan dengan orang tua yang ingin Anggi menjadi guru atau PNS.

“Saya itu nelongso, ikut orang itu ndak enak, sering dimarahi,” ujarnya sambil meneteskan air mata, dikutip dari YouTube Pecah Telur (2/10/2024).

Dengan tekad yang kuat untuk bisa memiliki usaha sendiri, rencana budidaya jamur ini akhirnya ia eksekusi.

Ia menyebut modal awal untuk budidaya jamur tiram dimulai dari 10 baglog dengan harga Rp2500/baglog.

Modal lain yakni bahan baku Rp1 juta, alat manual, plastik, dan bibit Rp1 juta, serta kumbung yang pembeliannya dicicil mulai dari Rp5 juta.

Modal itu ia peroleh dari gaji selama bekerja yang ia kumpulkan sedikit demi sedikit.
Saat merintis pun ia masih bekerja sambil memutar uang untuk menambah jumlah baglog.

Penghasilan pertama dari budidaya jamur tiram ini ia terima 2 bulan sejak merintis dan perolehannya hanya 2-3 kg jamur.

Kini, ia telah memperluas skala pemasarannya dan mampu memperoleh penghasilan lebih dari Rp10 juta setiap bulannya
Ia membagikan pembelajaran berharga bahwa untuk memulai bisnis, yang pertama ditentukan adalah target pasarnya terlebih dahulu, baru eksekusi rencana bisnis.

Juga konsistensi dan tekad yang kuat untuk memulai meski terhalang banyak keterbatasan.

Sumber : PecahTelur, Suaramerdeka

23/07/2025

MODAL 10 EKOR! Konsep Ternak ayam kampung 3 jadi miliarder

Penyanyi cilik asal Banyuwangi, Farel Prayoga mengaku bahwa uang hasil jerih payahnya telah habis dipakai oleh keluargan...
23/07/2025

Penyanyi cilik asal Banyuwangi, Farel Prayoga mengaku bahwa uang hasil jerih payahnya telah habis dipakai oleh keluarganya sendiri, tanpa sepengetahuan dan persetujuannya.

Kejadian itu diketahui Farel ketika ia ingin mengambil uang di rekeningnya. Betapa kagetnya ia ternyata saldo rekeningnya hanya tersisa Rp56.000.

"Aku telepon Bapak Ibu, 'Kenapa uangku tinggal segini?' Terus dijawab, 'Ya kamu aja yang boros.'" kata Farel Prayoga.

Beberapa minggu kemudian, kakaknya membongkar kebenaran bahwa uang Farel Prayoga telah dipakai keluarga untuk membeli seekor kuda.

Farel Prayoga meminta penjelasan lebih lanjut, pihak keluarga berdalih bahwa uang tersebut dipakai untuk beli tanah yang nantinya akan menjadi milik Farel juga.

"Karena emang aku kurang kasih sayang dari orang tua. Jadi kayak ada orang yang baik sama aku, ya udah aku percaya. Gampang percaya jadinya," ujar Farel Prayoga.

22/07/2025

WAJIB TAU! Cara Ternak Ayam Kampung Lahap Makan

Petani muda asal Desa Kepatihan, Kecamatan Selogiri, Kabupaten Wonogiri, Muhammad Sulton Habibulloh, sukses menjadi juta...
22/07/2025

Petani muda asal Desa Kepatihan, Kecamatan Selogiri, Kabupaten Wonogiri, Muhammad Sulton Habibulloh, sukses menjadi jutawan dari hasil membudidayakan melon. Sekali panen hasilkan puluhan juta rupiah

Sulton mulai menanam melon sejak 2022. Sebagai petani pemula, kala itu ia langsung menanam 1.000 batang tanaman melon varietas Inthanon Golden Emerald di lahan seluas 500 meter persegi. Dalam setahun ia bisa panen tiga kali.

“Saya sudah menanam enam kali, tetapi panennya lima kali. Pernah satu kali gagal panen pada percobaan tanam kedua,” kata Sulton saat diwawancarai Solopos di kebunnya, Jumat (2/8/2024).

Pria 27 tahun ini mengaku tidak sulit memasarkan melon yang dipanen. Sebab, menurutnya, melon yang ia tanam merupakan varietas unggulan yang belum banyak ditanam petani, khususnya di Kabupaten Wonogiri.

Pada masa panen kali ini, Sulton menjual melonnya dengan cara open farm. Cara itu memberikan kesempatan bagi pembeli untuk memetik dan memilih sendiri melon yang ingin mereka beli.

Dengan cara itu p**a, pembeli bisa mendapatkan pengalaman langsung memanen melon di kebun. Dalam lima kali panen, penjualan dengan cara open farm sudah dilakukan Sulton sebayak dua kali.

Sementara tiga kali panen lainnya hasilnya ia jual ke perusahaan yang menyasar supermarket. Sulton memang menargetkan kelas menengah untuk konsumen melonnya. “Jujur saja lebih menguntungkan dijual dengan cara open farm seperti ini,” ujarnya.

Ia memerinci harga jual melon ke perusahaan untuk supermarket adalah Rp20.000/kg. Sedangkan jika dijual langsung ke konsumen dengan cara open farm sekitar Rp27.000/kg. Sulton menerangkan satu batang tanaman melon sebenarnya bisa berbuah banyak. Namun, di kebunnya, setiap tanaman hanya dibiarkan berbuah satu.

Hal ini dilakukan agar kualitas melon yang dihasilkan lebih baik dari segi ukuran dan rasa. Satu batang tanaman bisa menghasilkan satu buah melon dengan berat rata-rata dua kilogram (kg). Dengan pop**asi tanaman 1.000 batang, berarti Sulton mampu memproduksi 2 ton sekali panen.

Sewa Lahan

Jika dikalkulasi, omzet yang bisa diraup Sulton dalam sekali panen dengan harga buah Rp27.000/kg adalah sekitar Rp54 juta. Sementara itu, menurut dia, biaya tanam dan pemeliharaan melon dalam sekali masa tanam berkisar Rp14 juta-Rp17 juta. Usia masa tanam melon varietas Inthanon adalah 70 hari.

“Tapi ya namanya usaha, tetap ada tantangan dan kendalanya. Menanam melon ini seperti merawat bayi. Harus telaten, setiap hari harus dirawat. Musuhnya hama virus yang sering menyerang daun,” ucapnya.

Sulton mengaku tidak memiliki latar belakang dalam ilmu pertanian. Ketika memulai usaha pertanian itu, ia dan saudaranya bermodal nekat. Awalnya, sang adik yang justru mencoba bercocok tanam tanaman hortikultura seperti terung dan timun.

Kemudian, mereka memutuskan untuk budi daya melon karena melihat peluang usaha yang besar dan menguntungkan. “Kebetulan sekarang adik saya malah fokus belajar ilmu agribisnis. Dia kuliah jurusan agribisnis, sekarang sudah semester III. Jadi, kami sering berbagi ilmu, dan saya banyak belajar dari dia,” kata Sulton.

Ia menambahkan lahan yang menjadi lokasi tanam melon itu merupakan lahan sewa. Sulton menyewa lahan kas desa selama 10 tahun. Sebelumnya, lahan itu tidak produktif atau bera. Di tangannya, lahan tersebut berubah menjadi lahan pertanian produktif yang bisa memberi pundi-pundi uang.

“Melon ini kan tanaman hortikultura, jadi kebutuhan airnya tidak banyak. Malahan, kalau musim penghujan begitu, kami berani tidak menyirami tanaman walaupun di greenhouse. Tanaman melon ini kurang s**a lembap, lebih s**a panas [kering]. Jadi cocok ditanam saat kemarau,” ujarnya.

Sulton menamakan kebunnya Bumitama Farmhouse. Kebun itu terbuka untuk siapa saja yang ingin belajar pertanian hortikultura. Sulton ingin apa yang ia kerjakan juga bisa dilakukan anak-anak muda lainnya.

Salah satu pembeli melon di Bumitama Farmhouse, Nanik, mengaku puas dengan kualitas melon di kebun itu. Menurutnya, harga yang dipatok senilai Rp27.000/kg tidak mahal dengan kualitas rasa yang manis dan daging yang tebal.

“Saya sudah beberapa kali beli di kebun itu kalau waktunya panen. Rasanya paling manis dibandingkan jenis melon lain,” kata Nanik.

Huda adalah Seorang petani muda asal Sleman, Yogyakarta, berhasil kembangkan kebun pisang Cavendish seluas 2 hektar deng...
22/07/2025

Huda adalah Seorang petani muda asal Sleman, Yogyakarta, berhasil kembangkan kebun pisang Cavendish seluas 2 hektar dengan strategi unik: sedekah panen pertama.

Keputusan Huda untuk menyumbangkan satu ton pisang ke masjid, panti asuhan, dan tetangga sekitar ternyata membawa berkah luar biasa.
Penjualannya meningkat pesat, bahkan menarik minat pedagang besar yang kini menjadi mitra bisnisnya.

Huda menekankan pentingnya niat yang baik, kesabaran, serta kolaborasi dalam membangun usaha.

Ia aktif menjalin silaturahmi dengan petani lain, belajar teknik pertanian baru, dan terus berinovasi untuk mengatasi tantangan seperti gulma dan hama.

Kisah Huda menjadi inspirasi bagi petani muda lain untuk tetap fokus dan tekun dalam mengembangkan usaha mereka, serta membuktikan bahwa keberhasilan tidak hanya soal kerja keras, tetapi juga keberkahan dari niat yang tulus.

22/07/2025

KESALAHAN FITAL! Ternak ayam kampung rugi besar

Kisah Sukses Pasangan Muda Transmigran dari Jogja Tekun Bertani di Kalimantan UtaraKesuksesan tidak mengenal batas tempa...
22/07/2025

Kisah Sukses Pasangan Muda Transmigran dari Jogja Tekun Bertani di Kalimantan Utara

Kesuksesan tidak mengenal batas tempat. Inilah yang dialami oleh Widodo, pria berusia 34 tahun asal Sleman, Yogyakarta, yang bersama istrinya memilih transmigrasi ke SP6B Bulungan, Kalimantan Utara. Dengan semangat optimisme dan kerja keras, pasangan muda ini yakin bisa meraih kesuksesan sebagai petani.

Dalam video yang dibagikan di kanal YouTube Asian Survivor, Widodo memperlihatkan bagaimana ia memanfaatkan lahan pekarangan di sekitar rumahnya untuk menanam berbagai jenis sayuran dan buah-buahan.

Kegagalan sang ayah dalam budi daya buah secara konvensional menjadi awal mula Achmad Lafillian Rohmadi dalam mencari so...
21/07/2025

Kegagalan sang ayah dalam budi daya buah secara konvensional menjadi awal mula Achmad Lafillian Rohmadi dalam mencari solusi serta mencoba inovasi baru.

Berbekal semangat tinggi serta ilmu bisnis yang telah dimiliki, pemuda 26 tahun asal Desa Kedungrejo, Kecamatan Megaluh tersebut mencari solusi dari kegagalan budi daya buah secara konvensional.

Hingga tercetuslah ide yang menggiringnya untuk mencoba inovasi baru, yaitu budi daya melon di dalam greenhouse yang dinamakan MelonPonik atau Melon Hidroponik.

MelonPonik hadir sebagai solusi untuk meningkatkan produktivitas melon secara kontinu sepanjang musim.

Teknik budi daya melon dengan media substrat, air, dan tanah yang ditanam dalam greenhouse ini terbukti mampu menghasilkan panen tanpa mengenal musim.

”Selain itu, MelonPonik juga meminimalisir penggunaan pupuk dan pestisida, sehingga minim residu, lebih ramah lingkungan dan berkelanjutan,” ujarnya.

Hasil panen MelonPonik dikenal kaya akan kandungan nutrisi dengan brix rata-rata mencapai batas optimal 14-17%.

Brix adalah satuan total padatan terlarut (TSS).

Satuan ini biasanya digunakan untuk menunjukkan tingkat kemanisan pada buah-buahan yang dinyatakan dalam persen atau derajat brix.

Banyak ranjau, Apakah aromanya sedap??
21/07/2025

Banyak ranjau, Apakah aromanya sedap??

Address

Malang

Opening Hours

Monday 01:00 - 23:00
Tuesday 01:00 - 23:00
Wednesday 01:00 - 23:00
Thursday 01:00 - 23:00
Friday 01:00 - 23:00
Saturday 01:00 - 23:00
Sunday 01:00 - 23:00

Telephone

+6285233678298

Alerts

Be the first to know and let us send you an email when Peternak Inovatif posts news and promotions. Your email address will not be used for any other purpose, and you can unsubscribe at any time.

Contact The Business

Send a message to Peternak Inovatif:

Share

Category