Cerita Si Jibot

Cerita Si Jibot Cerita Si Jibot
Kucing oren, tingkah random, nasib dramatis. Kadang jadi pahlawan, kadang cuma rebahan.

Scroll terus, ketawa terus — tapi siapin tisu juga!

Berita Kepala Kucing Di Pasar SidoarjoPagi itu, suasana rumah mendadak seperti medan perang.“Aaaaaaaa JIBOT NGGAK ADAAAA...
08/08/2025

Berita Kepala Kucing Di Pasar Sidoarjo

Pagi itu, suasana rumah mendadak seperti medan perang.

“Aaaaaaaa JIBOT NGGAK ADAAAA!!” teriak Mia dari ruang tengah sambil membawa HP.

Rian, yang baru bangun tidur, masih ngantuk dan belum sempat cuci muka, terlonjak dari kasur.

“Apa-apaan sih pagi-pagi?”

Mia menunjuk layar HP-nya. “Liat ini! Di Pasar Sepanjang, Sidoarjo, katanya ada puluhan kepala kucing ditemukan di ember plastik!! JIBOT MENGHILANG PAGI INI, RIAN!!!”

“Lho, emang Jibot ke Sidoarjo naik travel?” Rian menguap sambil garuk kepala.

Bu Lastri keluar dari kamar dengan daster biru dan masker bengkoang masih nempel di p**i.

“Astagaaa… Ini pasti ulah d*k*n pasar. Dulu di RT kita juga pernah ada ayam ilang tiba-tiba! Dunia akhir zaman!” katanya sambil langsung mengambil d**a dan surban dari lemari.

“BU! JANGAN BAWA D**A KE PASAR!!”

🛵 Menuju Pasar

Tanpa sempat sarapan, mereka bertiga berangkat ke Pasar Lembang. Bukan ke Sidoarjo, tapi katanya ‘jaga-jaga kalau kejadian serupa nyebar ke kota lain’.

Mia bawa foto Jibot cetakan A4.
Rian bawa dua bungkus snack kucing.
Bu Lastri… masih dengan d**a dan air bunga dalam botol air mineral bekas.

Di pasar, mereka keliling sambil tanya ke tukang sayur dan tukang ayam.

“Permisi, Bu. Liat kucing oren kayak gini nggak?” tanya Mia sambil nunjuk foto.

Pedagang tahu bulat menjawab, “Lho, itu si Ucok. Kucing langganan kita. Pagi-pagi udah narik kresek isi jeroan.”

Bu Lastri langsung menyergap si kucing.
“Ini pasti Jibot! Alhamdulillah!”

Penjual daging teriak, “EH BU, ITU UCOK KUCING SAYA!”

Ternyata salah tangkap. Ucok kabur ke gorong-gorong.

Setelah dua jam berkeliling dan gagal, mereka pulang dengan lunglai.

Saat masuk ke rumah, terdengar suara grebek-grebek dari lemari baju Bu Lastri.

Rian membuka lemari dengan pelan…
Dan di sana… si Jibot sedang tidur PULAS di atas kain sarung. Di sebelahnya, ada bungkusan plastik ikan asin sisa belanjaan minggu lalu.

Mia hampir pingsan.

“JIBOT!! Kamu ternyata nggak diculik! Kamu cuma… jadi maling ikan asin???”

Bu Lastri mengusap dada sambil menghela napas. “Ya Allah, hampir aja ibu nyiram pasar pake air bunga tujuh rupa…”

✨ Quote:

“Zaman sekarang, yang paling bahaya bukan kucing hilang, tapi berita hoaks yang bikin panik satu rumah. Untung kita nemu Jibot… sebelum Ibu nyalahin dukun pasar.”

Jibot Dituduh Kucing TetanggaPagi itu, suasana komplek mendadak heboh.“Bu Lastri! Itu kucing ibu kan yang kemarin masuk ...
07/08/2025

Jibot Dituduh Kucing Tetangga

Pagi itu, suasana komplek mendadak heboh.

“Bu Lastri! Itu kucing ibu kan yang kemarin masuk ke dapur saya dan nyuri ikan pindang?” teriak Bu Lela dari seberang pagar, sambil menunjuk tajam ke arah Jibot yang sedang duduk manis di teras, menjilati bulunya.

Bu Lastri mengerutkan dahi. “Hah? Nggak mungkin. Jibot itu kalau makan aja mesti disuapin Mia pakai piring cantik. Mana mungkin nyolong ikan!”

Mia keluar dari dalam rumah, masih pakai daster dan sandal jepit bolong. “Ada apa sih, Bu?”

“Jibot dituduh maling ikan pindang,” bisik Bu Lastri dengan nada dramatis.

Rian yang sedang nyapu halaman pun ikutan nyamperin. “Ikan pindang? Mungkin salah lihat, Bu Lela. Di RT kita ada tiga kucing oren loh.”

Bu Lela berkacak pinggang. “Tapi kucing itu pake kalung merah! Sama kayak Jibot!”

Jibot, seolah sadar jadi pusat perhatian, langsung naik ke pangkuan Rian dan mengeong pelan, seakan berkata, “Aku tidak bersalah, manusia.”

Karena masalah makin panas, Pak RT turun tangan.

“Kita harus adil. Ini bukan perkara pindang biasa. Ini soal nama baik seekor kucing!”

Setelah diskusi panas di grup WA warga, disepakati penyelidikan dilakukan.

Hari berikutnya, CCTV tetangga diperiksa rame-rame di rumah Pak RT. Semua mata tertuju pada layar.

Jam 5 pagi, tampak seekor kucing oren memasuki dapur Bu Lela… dan benar saja—langsung mencuri ikan pindang, lalu kabur lewat jendela.

Namun, saat kamera di-zoom, semua tercengang.

“Lho! Itu bukan kalung merah! Itu karet gelang warna pudar!” teriak Bu Ina.

Dan lebih mengejutkan lagi, di bagian ekor… ternyata kucing itu buntung setengah. Sedangkan Jibot, si kucing manja kebanggaan rumah Bu Lastri, punya ekor super panjang dan melambai.

Semua diam.

Bu Lela mendesah. “Ya ampun… saya minta maaf ya, Bu Lastri. Ternyata bukan Jibot.”

Bu Lastri menepuk dada. “Alhamdulillah. Nama baik keluarga kembali.”

Jibot? Dia sudah ngeloyor ke dapur. Mencium wangi pindang yang baru dimasak.

Quote Penutup:

✨ “Kadang, kita terlalu cepat menuduh, padahal yang salah cuma mirip.”

Siapa Bilang Kucing Nggak Bisa Joget?Di kompleks tempat tinggal Mia dan Rian, perayaan 17 Agustus tahun ini meriah bange...
06/08/2025

Siapa Bilang Kucing Nggak Bisa Joget?

Di kompleks tempat tinggal Mia dan Rian, perayaan 17 Agustus tahun ini meriah banget karena RW setempat mengadakan Festival Sound Horeg. Iya, yang pakai speaker raksasa, lampu kedap-kedip, dan DJ lokal yang s**a teriak “Gaskeun, Cuy!” tiap 10 detik.

Bu Lastri, yang awalnya cuma mau ikut lomba balap karung, malah jadi koordinator seksi konsumsi dan keamanan kuping lansia. Dia pakai earplug warna pink, bawa kipas tangan, tapi tetap semangat joget pakai kaos bertuliskan “MERDEKA ATAU MENDADAK PUSING!”

Rian awalnya sinis.

“Ini 17-an apa konser dugem RW?”

Mia sibuk live di Instagram, ngevlog dengan gaya sok reporter. Tapi tiba-tiba, semua mata tertuju pada…

🐱 JIBOT.

Si kucing oren itu turun ke tengah panggung, berdiri di antara lampu strobo, mengeong pas beat drop, dan… mulai joget aneh seperti campuran senam lantai dan ninja lompat.

Anak-anak heboh.

“Kucingnya nge-beat, Bang!”

DJ sampai stop lagunya sebentar.

“WOI! Siapa bawa kucing berbakat?! Masuk nominasi best joget ini!”

Ternyata… gerakan Jibot bukan karena bakat. Tapi karena ada belatung kecil di bawah panggung yang dia coba kejar-kejar.

Tapi karena Jibot viral malam itu, panitia kasih penghargaan:
🏆 “Peserta Terheboh Versi Sound Horeg RW 09”

Di akhir acara, MC RW ngumumin bahwa hadiah utama rice cooker dimenangkan karena video joget Jibot yang viral di TikTok. Tapi saat rice cookernya dibuka… isinya malah tahu petis sisa kiriman dari Sidoarjo. Bu Lastri langsung berdiri:

“Eh ini tahu petisku yang hilang tahun lalu!!”

🧠 Quote Penutup:

✨ “Kadang, yang bikin heboh bukan musiknya, tapi kucing yang salah tempat di waktu yang tepat.”

Jibot Ikut Jalan SehatPagi itu udara sejuk. Warga RT 05 sudah berkumpul di lapangan kecil dekat balai RW. Spanduk besar ...
04/08/2025

Jibot Ikut Jalan Sehat

Pagi itu udara sejuk. Warga RT 05 sudah berkumpul di lapangan kecil dekat balai RW. Spanduk besar bertuliskan “Jalan Sehat Kemerdekaan 17 Agustus – Ayo Bergerak Bersama!” terbentang gagah.

Rian menguap lebar. “Jalan sehat jam enam pagi itu… enggak sehat buat orang insomnia.”

Mia berdiri sambil menggulung rambutnya dengan ikat kepala merah-putih. Di lengannya, ia menggend**g Jibot yang terlihat sangat tidak rela dibangunkan.

“Pokoknya Jibot harus ikut. Lihat, Bu Lastri tuh semangat banget.”

Dari kejauhan, Bu Lastri datang mengenakan setelan olahraga warna hijau stabilo dengan kaus bertuliskan: “RW 05 JUARA”. Di tangannya, dia bawa kipas lipat dan botol minum infus bekas.

“Hari ini kita buktikan kalau kita warga paling bugar!” teriaknya penuh semangat.

Jibot, yang memakai kalung pita merah-putih dan sandal boneka di kakinya (entah siapa yang maksa pakai), hanya mengeong lemah.

Di Tengah Jalan Sehat…

Iringan warga mulai berjalan. Ada ibu-ibu bawa stroller bayi, bapak-bapak masih pakai sarung, dan anak-anak yang lebih tertarik main balon daripada jalan.

Jibot duduk manis di dalam keranjang belanja dorong milik Mia. Setiap kali ada orang melambai, Mia teriak, “Ini Jibot! Maskot kita!”

Rian menyodorkan roti ke Jibot, “Bot, ayo makan dikit. Biar kuat.”

Tapi di pertengahan jalan, Jibot tiba-tiba meloncat keluar keranjang dan LARI!

“WAAA BOTTT!!!” teriak Mia.

Bu Lastri spontan melempar kipas. “KEJAR DIA! JANGAN SAMPAI MALU DI DEPAN IBU RW!”

Insiden Pisang & Keributan di Warung

Jibot lari ke arah warung kecil di pinggir jalan dan… menyeruduk tumpukan pisang goreng!

Plak! Pisang beterbangan.

Penjual warung terkejut, “Kucing apa rudal sih ini?!”

Rian langsung nyusul, “Maaf, maaf… dia memang punya trauma sama pisang goreng!”

Mia datang sambil ngos-ngosan. Bu Lastri menyusul terakhir, wajah merah padam, tapi tetap anggun… karena sambil live di Facebook.

Akhirnya… Dapat Doorprize?!

Setelah drama itu, panitia jalan sehat mengumumkan undian doorprize. Semua menunggu dengan harap-harap cemas.

Nomor yang keluar: 017.

Bu Lastri lompat, “ITU KITA! KITA 017!”

Ternyata, hadiah doorprize-nya adalah… keranjang piknik dan satu dus makanan kucing.

“Ini pasti tanda dari semesta,” kata Mia, mengelus kepala Jibot yang baru saja tertidur pulas di atas karung beras.

Quote Penutup

✨ “Kadang yang bikin sehat bukan jalannya, tapi ketawa bareng di tengah ributnya.”

🎉 Lomba Makan Kerupuk: Saat Jibot Mengalahkan Semua Warga RT 05Tanggal 17 Agustus pagi. Di lapangan kecil depan Balai RW...
04/08/2025

🎉 Lomba Makan Kerupuk: Saat Jibot Mengalahkan Semua Warga RT 05

Tanggal 17 Agustus pagi. Di lapangan kecil depan Balai RW, spanduk merah putih sudah berkibar, panggung triplek sedikit goyang, dan speaker TOA berderit-derit. Warga RT 05 siap merayakan kemerdekaan dengan lomba makan kerupuk.

Mia berdiri sambil pakai topi kertas dan kipas tangan dari kardus Indomie. “Rian, ayo! Daftar lomba kerupuk! Gratis!”

Rian muncul dari warung depan sambil gigit gorengan, “Nggak ah. Aku trauma. Tahun lalu kerupuknya kena mata.”

Bu Lastri, yang jadi ketua panitia, berdiri gagah dengan peluit di leher dan selempang ‘PANITIA RT 05 TANGGUH’. “Semangat d**g! Merdeka itu dimulai dari kerupuk, Nak!”

Sementara itu, Jibot kucing oren kebanggaan keluarga duduk manis di bangku plastik, menjilat ekor, dan tak paham betapa hari itu akan mengubah nasibnya.

⚡ Insiden Tak Terduga

Rian bosan. Ia ambil seutas benang dan sepotong kerupuk dari meja lomba, lalu menggantungnya rendah di pohon depan rumah. “Bot, latihan yuk. Siapa tahu kamu jadi atlet nasional,” katanya bercanda.

Mia duduk di sampingnya. Mereka berdua tertawa ketika Jibot lompat ke atas, melompat manis, dan dalam sekali “hap!” kerupuk itu habis.

“Eh…” Mia terdiam. “Kok dia lebih cepet dari kamu tahun lalu?”

Rian melongo. “Dia nggak pakai tangan… Cuma kepala doang!”

🥳 Pendaftaran Gila

Beberapa menit kemudian, Mia naik ke panggung dan berbisik ke Bu Lastri. Sang Ibu terdiam sejenak, lalu wajahnya bersinar seperti dapat wangsit.

“WARGA RT 05 YANG TERHORMAT!” teriaknya di mikrofon. “Tahun ini… kita akan mencatat SEJARAH! Untuk pertama kali, lomba makan kerupuk… akan diikuti oleh seekor KUCING!”

Tepuk tangan, tawa, dan bisik-bisik memenuhi lapangan.

Seorang bapak berujar, “RT sebelah punya atlit silat, kita punya kucing makan kerupuk.”

🐾 Lomba Dimulai

Satu per satu peserta berdiri dengan tangan di belakang. Kerupuk tergantung goyang ditiup angin.

Begitu giliran Jibot, dia digend**g ke posisi. Kamera HP warga sudah siaga. Mia menaruh kerupuk di depan wajahnya, lalu… “Start!”

Jibot menatap sejenak… lalu HAP! sekali gigit. Habis.

Dalam 3 detik.

Suara warga serentak: “WOOOOOOO!!!”

Bu Lastri meniup peluit seperti sedang nobar final piala dunia. “INI DIA! JUARA KITA! KUCING MERDEKA!”

😱 Tapi… Tunggu Dulu!

Seorang ibu muda tiba-tiba teriak dari pinggir lapangan.

“BU! ITU KERUPUKNYA BEKAS LATIHAN! Saya lihat tadi! Itu kerupuk Jibot yang udah dijilat-jilat!!”

Semua hening.

Mia melongo. Rian tersedak gorengan. Seorang peserta lomba sebelumnya mendadak pucat karena kerupuknya kayaknya bekas gantungan yang sama.

“GILAK! BERARTI KERUPUKNYA UDAH ADA DNA KUCINGNYA?!”

Bu Lastri berdiri. Diam sejenak. Menunduk. Lalu tertawa keras. “Yowes lah! Yang penting hiburan. Warga kita butuh ketawa!”

Malamnya, video lomba itu viral di TikTok. Judulnya:
“Kucing RT 05 Kalahkan Manusia dalam 3 Detik, Tanpa Tangan!”

Esoknya, wartawan TV lokal datang. “Kami mau wawancara kucingnya. Bisa?”

Mia sambil nyapu teras, berkata pelan, “Eh, Bot… siap-siap masuk tipi.”

Jibot? Masih tidur ngangkang di bawah kursi. Tidak tahu bahwa dia akan masuk TV pagi sebagai “Kucing Tercepat se-RT”.

✨ Quote:

“Kadang yang bikin viral bukan siapa yang paling kuat, tapi siapa yang paling absurd.”

Jibot Ikut Lomba Masak Emak-Emak RTPagi itu rumah Bu Lastri mendadak seperti dapur catering.Wajan, ulekan, sambal, dan s...
03/08/2025

Jibot Ikut Lomba Masak Emak-Emak RT

Pagi itu rumah Bu Lastri mendadak seperti dapur catering.

Wajan, ulekan, sambal, dan suara orang menggoreng semua jadi satu di dapur sempitnya.

“Aduh… kenapa harus flu pas lomba masak RW!” keluh Bu Lastri, bersin tiga kali sambil membungkus hidungnya dengan syal tipis.

Di ruang tamu, Mia sedang ngaduk-ngaduk telur pakai garpu, sementara Rian nonton YouTube tutorial “cara bikin nasi goreng kampung yang otentik”.

Jibot? Si kucing oren itu duduk manis di atas kulkas, memperhatikan mereka semua seolah sedang jadi juri MasterChef.

“Bu, lombanya jam berapa sih?” tanya Rian sambil cicipin sedikit nasi goreng buatan sendiri. Wajahnya langsung berkerut.

“Jam sebelas! Tapi Ibu udah nggak kuat ngaduk… punggung rasanya ditonjok setan,” ujar Bu Lastri lemas.

“Ya udah, biar kita yang masak, Bu,” kata Mia semangat.

“Tapi resep Ibu itu rahasia turun-temurun dari nenek di Kediri. Nggak bisa asal masukin kecap!”

Semua terdiam.

Tiba-tiba… ceplak! Wajan di dapur terbalik karena ditabrak buntut Jibot.

“Astaga, Jibot!” Mia panik.

Tapi tak disangka… Jibot malah berdiri di meja dapur, lalu menjulurkan kakinya ke arah botol kecil bertuliskan “Bumbu Kecap Spesial Bu Lastri” — dan menjatuhkannya ke mangkuk nasi goreng buatan Mia.

“Loh… dia kaya ngasih tahu,” kata Rian takjub.

Mia mulai iseng. “Jibot, ini masukin seledri nggak?”

Jibot mencium seledri, lalu pergi.

“Berarti jangan ya,” gumam Mia.

Lalu mereka masak… dengan bantuan kode dari Jibot.

Nasi goreng yang awalnya biasa saja, jadi wangi dan warnanya menggoda.

“Ya Allah… ini enak banget,” ujar Rian mencicipi hasilnya.

Di Balai RW…

Emak-emak se-RT sudah baris dengan panci masing-masing. Ada yang bawa tumpeng mini, ada yang plating nasi goreng pakai daun pisang bentuk hati.

Mia dan Rian berdiri kikuk dengan panci nasi gorengnya.

“Ini nggak akan kalah…” bisik Rian.

Saat juri datang seorang bapak pensiunan yang katanya “pernah jadi koki di hotel” mereka tegang.

Bapak itu mencium aroma nasi goreng mereka, lalu mencicipi perlahan.

Tiba-tiba, wajahnya berubah sendu. “Siapa yang bikin ini?”

“Ibu saya… tapi lagi sakit. Jadi kami bantu masak,” kata Mia.

“Ini… ini rasa nasi goreng dari masa lalu saya. Dulu ada perempuan Kediri yang masak begini…”

Semua terdiam.

Bu Lastri yang diam-diam datang pakai masker, berdiri di pojok, langsung tersedak.

“Pak Suryo?”

“Mbak Lastri?”

Semua mata membelalak.

“INI MANTAN IBU?!” jerit Mia dan Rian bersamaan.

Jibot mengeong panjang… lalu naik ke meja juri dan duduk manis di samping piring nasi goreng.

Penutup

Mereka menang lomba. Tapi yang lebih mengejutkan, Pak Suryo ternyata masih menyimpan surat cinta dari Bu Lastri puluhan tahun lalu yang waktu itu tertahan karena dikirim via tukang pos mabuk.

Di rumah, Bu Lastri duduk memandangi piala kecil bertuliskan “Juara 1: Nasi Goreng Legenda RT 05”.

Jibot duduk di pangkuannya.

“Terima kasih ya, Bot. Kamu penyelamat kenangan,” bisiknya.

Jibot cuma mengeong… lalu tidur.

Quote:

✨ “Kadang yang kita pikir gagal, justru bikin kita menang… asal bumbunya tepat.”

Jibot dan Drama Vaksinasi GratisPagi itu, rumah Bu Lastri mendadak gaduh. Bukan karena gempa, bukan juga karena tetangga...
01/08/2025

Jibot dan Drama Vaksinasi Gratis

Pagi itu, rumah Bu Lastri mendadak gaduh. Bukan karena gempa, bukan juga karena tetangga ribut… tapi karena Bu Lastri teriak dari ruang tamu sambil pegang ponsel:

“MIAAAAA! PEMKOT BOGOR ADAKAN VAKSIN RABIES GRATIS!!! BUAT KUCING!! DI BALAI RW!!”

Mia yang masih pakai masker lumpur dan gulungan rambut, ngintip dari kamar mandi, “Bu… itu kan besok… kenapa sekarang udah panik?”

Rian muncul dari dapur sambil bawa roti tawar, “Lagian Jibot nggak pernah keluar rumah. Kenapa mesti divaksin?”

Bu Lastri menoleh tajam, “Kamu nggak liat berita? Kucing bisa STRES trus jadi LIAR. Nanti dia gigit anak tetangga, terus viral! NAMA KITA MALU DI FACEBOOK!”

Mia berbisik ke Rian, “Ibu lebih takut diviralin di Facebook daripada digugat…”

Operasi Tangkap Jibot

Keesokan paginya, Bu Lastri sudah siap tempur:
• Boks kucing (dari kardus rice cooker bekas),
• Sarung tangan karet,
• Ikan asin mahal hasil barter di grup Facebook,
• Dan… catokan rambut (nggak ada yang tau kenapa, bahkan Bu Lastri pun nggak yakin).

Mia dan Rian berdiri di ruang tengah seperti hendak menjinakkan harimau.

“JIBOT! Sini sayang… ada makanan enak…”
Kucing oren itu menatap curiga.
Lima detik kemudian, dia kabur ke kolong lemari dengan kecepatan cahaya.

Butuh:
• 1 pengalihan perhatian,
• 2 sumpah serapah,
• 3 kali Rian nyangkut kepala di bawah lemari,

…hingga akhirnya Jibot berhasil dimasukkan ke dalam boks. Semua orang lega. Termasuk Jibot yang tampaknya pasrah.

Drama di Balai RW

Lapangan balai RW sudah ramai. Kucing dari segala jenis berkumpul. Ada yang jinak, ada yang kayak preman pasar. Anjing-anjing pun ikut. Suasana seperti karnaval hewan.

Bu Lastri maju ke meja registrasi.

“Ini, Jibot. Kucing saya. Sudah makan Whiskas sejak kecil. Kadang makan raw salmon juga. Tapi kalau lagi bokek, dia juga s**a nasi tahu bacem.”

Petugas mencatat dengan senyum bingung.
Jibot tetap diam. Tapi matanya mengamati satu per satu kucing yang lewat, seperti juragan pasar hewan.

Tiba giliran Jibot.

“Ayo, Bot… tunjukkan kamu bukan kucing biasa,” bisik Bu Lastri.

Jibot menatap petugas… lalu…
TIBAAA-TIBAAA MELOMPAT!
Dari pangkuan Bu Lastri, ke pundak Mia, terus lari keliling lapangan RW.

“WOIIII JIBOT!!”
“KEMBALI KE JALAN YANG BENAR!”
“ITU KUCING SIAPA?!”
“KAYAKNYA PUNYA IBU FACEBOOK-AN ITU!”

Rian mengejar sambil ngos-ngosan. Mia menjerit. Bu Lastri hampir pingsan sambil nyari minyak kayu putih.

Akhirnya, Jibot tertangkap. Bukan oleh mereka, tapi oleh petugas vaksin, Mas Kiki yang ternyata pecinta kucing dan langsung menenangkan Jibot seperti ninja.

Akhir yang Mengharukan (dan Lucu)

Proses vaksinasi berjalan sukses. Tapi begitu di rumah, Bu Lastri malah terlihat sedih.

“Kok dia diem aja ya? Jangan-jangan dia dendam. Nanti malam dia gigit saya pas tidur…”

Mia menenangkan, “Bu… dia capek. Lari muterin lapangan RW kayak lomba lari 17-an.”

Rian menimpali, “Dan Bu harus bangga. Jibot sekarang punya sertifikat vaksin. Bentar lagi bisa bikin akun TikTok resmi.”

Bu Lastri mendekap Jibot. Kucing oren itu mengeong pelan, lalu tidur pulas.

Quote:

✨ “Kadang yang paling heboh bukan vaksinnya… tapi cara kita mencintai dengan gaya paling absurd.”

“Jibot Detektor Arwah”Malam itu sunyi.Jam dinding menunjukkan pukul 11.30 malam.Mia baru selesai menjemur cucian yang ke...
01/08/2025

“Jibot Detektor Arwah”

Malam itu sunyi.
Jam dinding menunjukkan pukul 11.30 malam.

Mia baru selesai menjemur cucian yang kelupaan sejak sore, dan berjalan pelan menuju dapur untuk minum. Tapi langkahnya terhenti.

Di pojok ruang tamu, si Jibot kucing oren kebanggaan keluarga duduk mematung. Matanya menatap tajam ke sudut tembok.

“Bot?” Mia berbisik pelan.

Jibot tidak menoleh. Ia mengeong sekali. Kecil dan parau.

Mia merinding. “Yaa Allah…”

BRAK!
Pintu kamar Bu Lastri terbuka.

“Jibot liat sesuatu, ya?” Bu Lastri keluar sambil mengoles balsem di pelipis dan membawa sajadah.

Mia langsung panik. “Bu, jangan bikin parno.”

“Di Facebook, banyak! Kucing bisa deteksi arwah. Apalagi yang oren. Aura mereka sensitif!”
Bu Lastri langsung menabur garam di sekeliling Jibot. Sang kucing malah bersin.

Tak lama kemudian, Rian keluar dari kamar. Rambutnya acak-acakan, masih pakai celana bola.

“Ada apaan, rame-rame? Bot kesurupan?”
Ia garuk perut.

Bu Lastri menoleh tajam. “Hus! Jangan sembarangan! Ini kucing sakral. Dia sedang berkomunikasi!”

Rian langsung duduk bersila. “Kita rekam, yuk. Siapa tahu viral. Judulnya: ‘Kucing Melihat Dunia Lain di Padas**a.’”

Mia menyipit. “Niatnya bantu, apa pansos?”

Pukul 00.20.
Jibot masih di pojokan, duduk diam. Garam makin menyebar ke mana-mana karena kipas angin.

Bu Lastri tiba-tiba menyiramkan air garam ke lantai. “Kalau ada yang nggak kasat mata, dia bakal lari!”

Jibot hanya menoleh pelan, lalu… muntah hairball.

Semua hening.
Mia mengangkat bahu. “Kayaknya bukan arwah, deh, Bu…”

Esok pagi.

Di ruang tamu, mereka menonton ulang rekaman HP Rian lewat kabel HDMI ke TV. Suasananya seperti mau nonton film horor.

Layar menunjukkan ruangan gelap. Kamera agak goyang. Lalu suara pelan terdengar:
“Meeooow… buka pintuuu…”

Semua langsung berdiri.
Bu Lastri mendekat ke layar. “Itu suara siapa?!”
Mia menjerit kecil, “Beneran! Dia ngomong, Bu!”

Rian tiba-tiba berdiri. “Eh… itu suaraku kayaknya. Aku ngelindur. Malam itu Jibot duduk di depan pintu kamarku. Aku nggak bisa keluar.”

Semua hening… lalu meledak tertawa.

Seminggu kemudian.

Pagi hari, tetangga sebelah, Bu Nuray, datang sambil menggend**g Jibot.

“Ini kucing kalian, kan? Tadi dia duduk di warung gorengan depan gang. Liatin bakwan terus, sampe nunjuk-nunjuk etalase!”

Bu Lastri menepuk jidat. “Ya Allah, Bot! Jadi kamu bukannya ngeliat setan, tapi ngidam gorengan?!”

Jibot hanya mengeong kecil, lalu naik ke pangkuan Bu Lastri dengan wajah paling polos sedunia.

Quote :

✨ “Kadang yang kita takuti cuma kucing lapar yang nungguin gorengan.”

Si Kucing Oren yang Bisa Bahasa KoreaPagi itu, Mia duduk di teras rumah sambil sarapan sambil nonton drama Korea favorit...
31/07/2025

Si Kucing Oren yang Bisa Bahasa Korea

Pagi itu, Mia duduk di teras rumah sambil sarapan sambil nonton drama Korea favoritnya. Judulnya Oppa di Balik Nasi Goreng. Jibot, si kucing oren kesayangan, duduk di sebelahnya, mengamati layar HP dengan penuh perhatian.

Rian keluar sambil ngopi, melirik Jibot.
“Bot, kamu jangan kebanyakan nonton drakor. Nanti kamu minta kimchi.”

Bu Lastri lewat sambil menyapu, “Lho, jangan diremehkan. Di Facebook ada tuh kucing bisa ngerti bahasa manusia. Siapa tahu si Jibot ini ngerti Korea.”

Mia tertawa. “Iya, Bu… mungkin nanti dia bisa manggil ‘eomma’.”

Semua tertawa, kecuali Jibot. Ia tetap memandangi layar, lalu tiba-tiba mengeong…
“야옹… 오빠!”

Mia dan Rian langsung membeku.
Bu Lastri berhenti nyapu.
“APA TADI?”
Rian pelan-pelan buka Google Translate.
“Bu… itu artinya… ‘meong… oppa’.”

Sejak saat itu, Jibot jadi aneh.
Dia hanya mengeong kalau ada drama Korea.
Kalau Mia nyalain musik K-pop, Jibot joget di atas meja.
Kalau dipanggil “Jibot”, dia cuek. Tapi kalau dipanggil “Jiboti-ssi”, langsung nengok.

Puncaknya, malam hari saat Mia mimpi buruk, Jibot naik ke dada Mia dan mengeong pelan,
“괜찮아… 잘 자…”
Rian panik, “MIA! KUCINGMU NGOMONG KAYAK DI DRAMA!”

Bu Lastri langsung mengelus-elus Jibot, “Astaghfirullah… ini anak bulu udah reinkarnasi jadi second lead drakor.”

Keesokan harinya, rumah heboh.
Rian coba rekam Jibot, upload ke TikTok.
Viral. Komennya penuh:
“Oppa Jibot!”
“Mana link bahasa Koreanya?”
“Aku mau les bareng kucing ini!”

Sampai akhirnya, satu hari Jibot berhenti mengeong dalam bahasa Korea.
Kembali seperti biasa: mengeong kalau lapar, manja kalau sore.
Mia bilang, “Mungkin dia cuma lagi terobsesi sesaat.”

Tapi di akhir minggu, Mia nemu buku bahasa Korea kecil tergelatak di bawah sofa… sobek-sobek, ada bekas gigitan kucing.

🐾 Quote:

“Kadang, yang kita anggap aneh hanya karena kita belum siap menerima keajaiban kecil yang diam-diam tinggal di rumah kita.”

“Siapa Makan Tahu Petis Ibu? (Bagian 2: Balas Dendam Bu Lastri)”Dua hari setelah insiden tahu petis Sidoarjo diseret ke ...
31/07/2025

“Siapa Makan Tahu Petis Ibu? (Bagian 2: Balas Dendam Bu Lastri)”

Dua hari setelah insiden tahu petis Sidoarjo diseret ke bawah sofa, Bu Lastri belum move on.

Pagi-pagi, dia berdiri di dapur dengan daster baru warna hijau neon bertuliskan “Aku Ibu Bukan Detektif, Tapi Tajam”. Di tangannya, ia memegang sebuah toples.

Rian yang lewat sambil ngopi langsung ngerem langkahnya.

“Bu… itu apa?”
Bu Lastri tersenyum misterius. “Tahu petis. Versi balas dendam.”

Mia muncul dari kamar, rambut masih lepek kena krim semalam. “Hah? Dendam sama siapa?”
“Bukan sama siapa. Tapi buat menguji siapa yang berani ngulangi kejahatan makanan!”

Malam harinya, Bu Lastri letakkan toples tahu petis itu di tengah meja dapur. Posisinya strategis. Persis di bawah CCTV Cina.

Rian berbisik ke Mia, “Jangan-jangan dia racunin…”
Mia menjawab, “Lebih serem kalau dia taruh sambel setan di dalemnya.”

Pukul 2 pagi.

Rekaman CCTV memperlihatkan: seekor kucing oren masuk dapur. Jibot. Berjalan dengan percaya diri. Lompat ke meja. Hidungnya mencium tutup toples.

Lalu… dia mundur.

Bingung.

Lalu maju lagi.

Masih curiga.

Akhirnya dia dorong toples pakai kepala… tapi toples itu… berputar otomatis dan mengeluarkan suara tawa dari speaker kecil!

“HAHA! TERTANGKAP KAU, PENCURI TAHU!”

Jibot langsung lompat jatuh ke lantai dan kabur masuk kolong kulkas.

Pagi harinya, mereka nonton rekaman bareng.

Mia tertawa sampai jatuh dari sofa. Rian pegang perut, nggak kuat.
Sementara Bu Lastri berkata tenang:

“Teknologi emak-emak jangan diremehkan. Itu speaker tawa saya colok dari mainan bekas lelang.”

Jibot muncul dari balik kulkas, bulunya masih acak-acakan.

Mia mendekat dan mengelus kepalanya. “Maafin ya, Bot. Tapi kamu sih, bandel banget…”

Rian menambahkan, “Kalau kamu pengen tahu petis, tinggal bilang. Jangan main selundup!”

Bu Lastri akhirnya ikut duduk. Dia buka toplesnya.
“Ayo. Nih, tahu petis beneran. Nggak ada sambel setan. Makan bareng, yuk.”

Jibot duduk manis di tengah mereka. Dan untuk pertama kalinya, dia nggak nyuri tahu. Hanya diam, menatap… seolah paham bahwa kali ini, lebih penting makan bersama daripada makan diam-diam.

✨ “Kecurigaan kadang perlu, tapi kebersamaan lebih penting dari sekadar tahu yang hilang.”

Ramuan Rahasia Bu LastriDi pagi yang cerah, suasana rumah keluarga kecil ini mendadak riuh. Bukan karena Jibot mengeong ...
31/07/2025

Ramuan Rahasia Bu Lastri

Di pagi yang cerah, suasana rumah keluarga kecil ini mendadak riuh. Bukan karena Jibot mengeong kelaparan, atau Mia lupa menutup lemari cemilan tapi karena Bu Lastri muncul dari dapur sambil membawa botol kaca berisi cairan kehijauan pekat.

“Ini dia! Ramuan peningkat kecerdasan dan empati!” serunya dengan penuh keyakinan.

Rian yang sedang menyendok sereal menatapnya ngeri, “Bu… itu dari mana?”

“Dari Facebook. Katanya campuran rebusan daun saga, jahe, dan air rendaman batu akik.”

Mia menyipitkan mata. “Batu akiknya buat apa?”

“Biar energinya netral!”

Rian dan Mia saling pandang. Di bawah meja, Jibot melongok, seperti ingin memastikan tak ada yang akan menyuruhnya minum ramuan itu juga.

Bu Lastri menaruh tiga gelas di meja makan.

“Minum semua! Biar makin peka satu sama lain. Jibot juga, kasih sedikit di air minumnya!”

Rian menolak duluan. Mia mencoba menawar. Tapi Jibot? Dengan gaya khasnya, dia loncat ke meja, mengendus gelasnya… lalu menjatuhkannya ke lantai.

PRAK!

Bu Lastri ternganga. “Astaghfirullah, Jibot!”

Tapi justru sejak hari itu, tingkah Jibot jadi… mencurigakan.

Ia sering duduk mematung menghadap tembok.

Kadang mendekati Rian saat dia lagi rebahan, lalu mengeong tiga kali. Lalu pergi.

Puncaknya, saat malam hari, Mia bangun karena mendengar suara seretan dari ruang tamu. Disangkanya maling.

Ternyata Jibot… menyeret boneka ayam ke dapur, lalu duduk di depannya seolah sedang musyawarah.

Mia menjerit, “RIAN! JIBOT KESURUPAN AKIK!”

Panik, Rian dan Bu Lastri datang. Tapi tiba-tiba Jibot berdiri, membuka lemari, dan menjatuhkan kotak makanan kucing ke lantai.

Rian berujar, “Tunggu… dia bukan kesurupan. Dia kelaparan.”

Mia mendekat, “Tapi kenapa jadi kayak ritual aneh gitu?”

Bu Lastri termenung… lalu pelan-pelan berkata, “Jangan-jangan… ramuanku berhasil?”

Plot Twist: Ramuan itu cuma air jahe biasa. Batu akiknya? Ternyata Bu Lastri pakai batu hiasan kulkas yang dia kira “mustika energi netral.”

Quote Bijak 😍

“Kadang kita terlalu serius membaca tanda-tanda, sampai lupa… kucing cuma pengin makan.”

Jibot Jadi Juru RamalPagi itu Bu Lastri sudah duduk di teras sejak subuh. Mengenakan daster batik biru, rambut disanggul...
27/07/2025

Jibot Jadi Juru Ramal

Pagi itu Bu Lastri sudah duduk di teras sejak subuh. Mengenakan daster batik biru, rambut disanggul tinggi, dan membawa tiga mangkuk bekas mi instan. Isinya: satu tempe goreng, satu krupuk putih lebar, satu lagi tulang ayam sisa semalam.

Mia keluar sambil membawa secangkir teh.

“Bu, mangkok buat apaan?”

Bu Lastri menoleh dengan sorot mata serius.

“Ini eksperimen. Di Facebook kemarin ada kucing bisa milih rezeki lewat makanan. Kita coba ke Jibot.”

Mia menahan tawa.

“Bu… itu mah konten hiburan…”
“Ssst! Fokus dulu, kamu belum tentu ngerti ilmu kucing,” ucap Bu Lastri mantap.

Tak lama, Rian ikut nimbrung. Masih pakai celana pendek dan kaos oblong, dia menguap besar.

“Apa-apaan ini pagi-pagi udah kaya acara uji nyali?”

“Ini bukan sembarang uji. Ini spiritual,” sahut Bu Lastri. “Kita lihat, Jibot bakal pilih yang mana. Kalau pilih tulang ayam, tandanya rezeki besar bakal datang minggu ini.”

Jibot, si kucing oren berbulu tebal, baru saja turun dari atap. Melompat ke lantai dengan malas, lalu berjalan ke arah keributan pagi itu.

“Sini Bot… sini nak… pilih, ya,” bisik Bu Lastri dengan nada seperti mau ngajak rapat warga.

Jibot menghampiri mangkuk…
mengendus satu per satu…
lalu mendadak berbalik arah dan tidur di atas sandal Bu Lastri.

Suasana sunyi.

Bu Lastri melongo.

“Loh… loh! Dia nggak pilih apa-apa? Jangan-jangan… jangan-jangan rezeki kita hilang minggu ini?!”

Langsung dia bangkit dan mengambil botol semprot air mawar dari dalam rumah.

“Astagfirullah, ini pasti ada energi negatif!”

Ciprat! Ciprat!

Jibot bangun dengan wajah bingung, lalu kabur ke balik kursi rotan.

Rian yang sedari tadi tahan ketawa akhirnya nyeletuk,

“Bu… ini kucing, bukan dukun.”

Mia masuk ke dapur, diam-diam mengambil potongan ayam goreng, lalu balik lagi dan menyelipkannya di dekat mangkuk tulang.

Esok paginya, saat percobaan diulang, Jibot langsung menuju mangkuk itu dan makan ayamnya dengan lahap.

Bu Lastri berdiri dengan bangga, tangan di pinggang.

“Tuh kan! Aku sudah bilang, dia ini punya insting tinggi. Aura kucing itu beda, ya!”

Rian dan Mia saling pandang, lalu… meledak tawa mereka.

“Ya ampun Bu, itu tadi ayam goreng baru, lho!”
“Apa?! Jadi ini semua bohong?”

“Enggak Bu,” kata Mia sambil menepuk bahu ibunya. “Yang penting, pagi ini kita masih bisa ketawa bareng, itu rezeki paling besar.”

Quote Penutup:

“Kadang bukan ramalan yang membawa rezeki, tapi tawa yang menyatukan hati.”

Address

Bogor

Website

Alerts

Be the first to know and let us send you an email when Cerita Si Jibot posts news and promotions. Your email address will not be used for any other purpose, and you can unsubscribe at any time.

Contact The Business

Send a message to Cerita Si Jibot:

Share